Beranda | Artikel
ANTARA DOKTER DAN USTADZ
Jumat, 29 November 2013

Jika menjadi dokter beresiko…, maka demikian juga menjadi da’i/ustadz maka lebih sangat beresiko. Jika sang dokter salah memberi resep bisa semakin memperparah derita pasien atau bahkan menyebabkannya meninggal…
maka demikian juga jika ustadz salah memberi fatwa…tergesa-gesa…tidak menganalisa terlebih dahulu…maka bisa menyesatkan di dunia dan di akhirat menyebabkan penderitaan di akhirat.
Maka sungguh wajar jika Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda tentang para ustadz yang demikian :

فَسُئِلُوا فَأَفْتَوْا بِغَيْرِ عِلْمٍ فَضَلُّوا وَأَضَلُّوا
“Mereka ditanya, lalu mereka berfatwa tanpa ilmu, maka mereka sesat dan menyesatkan” (HR Al-Bukhari no 100 dan Muslim no 2673)
Maka jika masyarakat marah tatkala melihat dokter yang materialistis (padahal dokter bekerja mencari penghasilan…) apalagi sampai salah memberi resep…
Maka masyarakat lebih utama untuk marah kepada ustadz yang materialistis (yang memasang tarif, apalagi tarif yang tinggi…!!!), apalagi sampai berfatwa menyesatkan umat atau membela firqoh sesat…!!
Tentunya seorang dai/ustadz yang telah berusaha dan berijtihad lantas salah dalam fatwanya, maka ustadz seperti ini seharusnya dimaafkan oleh masyarakat. Maka demikian pula seorang dokter yang sudah berusaha menganalisa penyakit, bahkan mungkin bermusyawarah dengan para dokter yang lain, kemudian ternyata salah memberi resep atau salah mengambil tindakan, maka dokter ini bukan hanya dimaafkan akan tetapi juga dihargai atas usahanya, sebagaimana ustadz yang salah berfatwa namun dibangun diatas ijtihad dan usaha, maka ia mendapatkan satu pahala. Jika Ustadz tidak ada yang maksum, maka terlebih lagi dokter tidak ada yang analisanya selalu tepat dan benar !!!, Apalagi kesembuhan hanya dari Allah…sebagaimana hidayah hanya milikNya…

Logo

Artikel asli: https://firanda.com/1008-antara-dokter-dan-ustadz.html